Kamis, 18 Februari 2010

The Premonition About The Senses Finally Reveiled

Satu hal yang "menakutkan" saya adalah fakta bahwa sebagian besar isi novel The Senses yang tadinya hanya sebuah cerita fiksi, perlahan-lahan mulai menunjukkan fakta bukan sebuah fiksi

Dalam posting sebelumnya, saya menuliskan tentang banyaknya rekaan saya di The Senses yang hanyalah hasil imajinasi, belakangan menjadi kenyataan.

Kasus orang bunuh diri di mal yang secara signifikan terjadi beruntun di akhir tahun 2009.

Kasus pembunuhan seorang wanita di pintu darurat sebuah mal (pelakunya memiliki kesamaan nama dengan saya, dan korban memiliki kesamaan inisial seperti karakter dalam novel saya).

Dan yang paling anyar satu hal lagi yang mengejutkan saya adalah karakter Sisil yang saya gambarkan memiliki kemampuan menguasai pikiran orang lewat perkataan ternyata benar-benar ada. Secara tidak sengaja, istri saya membaca berita detikcom (http://www.detiknews.com/read/2010/02/17/164720/1301547/10/tipu-puluhan-orang-selly-diduga-bisa-hipnosis), dan menemukan orang itu. Nama si pelaku adalah Selly Yustiawati (lagi2, memiliki kesamaan inisial dengan karakter yang saya buat). Dia bisa menghipnotis orang untuk menuruti kemauannya. Cara menghipnotisnya persis sama seperti apa yg saya gambarkan dalam novel : Lewat omongan. Saat dihipnotis, si korban dalam keadaan sadar dan menuruti apa maunya Selly. Cara hipnotis ini disebut Walking Hypnotist.

Saya terpana saat membaca berita-berita selanjutnya tentang sepak terjang Selly. Ya, walau dia hanya mampu menghipnotis, saya tidak tahu apakah dia juga memiliki kemampuan yang sama seperti Sisil.

Makin lama, makin nyata bahwa novel saya bukanlah sekedar bacaan biasa. Di balik cerita dan rangkaian kata-kata dalam setiap halamannya, tersembunyi ramalan-ramalan tentang hal-hal yang akan terjadi. Akankah terjadi buruk, atau baik, kita tidak pernah tahu. Tapi pastinya, Anda kini tahu kalau The Senses bukan novel biasa-biasa.